Kunjungan Mahasiswa SKHB IPB ke PSSP
Fakultas Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) menggelar acara praktikum Profesi Veteriner dan Kesejahteraan Hewan di Fasilitas Penangkaran Monyet ekor panjang Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University yang berlokasi di Dramaga, Bogor. Kegiatan ini didampingi oleh drh. Suryo Saputro, M.Si (Kepala Program Sumber Daya Hewan), drh. Wahyu Putriyani (Penanggung Jawab Fasilitas), drh. Amelia Diyan Safitri (dokter hewan fasilitas), Adinda Darayani Azhar dan Faiq Aftah Khuzain (paramedis). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang peran dan fungsi fasilitas pemeliharaan satwa primata, tugas dokter hewan dan aspek kesrawan dalam pemanfaatan satwa primata dalam riset dan pengujian. Kunjungan Mahasiswa SKHB IPB diikuti oleh 60 mahasiswa semester 1 (PPKU) Program Studi Kedokteran Hewan yang dikoordinasi oleh Prof. drh. Fadjar Satrija, M.Sc, Ph.D (koordinator mata kuliah FKH1101) dan terbagi menjadi dua termin, yaitu tanggal 1 dan 8 November 2023.
Kegiatan ini sangat positif untuk memperkenalkan mahasiswa SKHB tentang profesi dokter hewan dan tanggung jawabnya dalam dunia biomedis dan penangkaran monyet ekor panjang yang mengedepankan aspek kesejahteraan hewan. Dokter hewan dan paramedis memegang posisi yang krusial di dalam program manajemen kesehatan dan manajemen penangkaran bekerja sama dengan teknisi kandang dan dukungan pihak manajemen.
Monyet ekor panjang merupakan satwa primata yang bersifat sosial, menganut sistem hierarki dalam kelompoknya, secara genetik sangat dekat dengan manusia dan memiliki proporsi otak yang besar dibandingkan dengan hewan lainnya. Oleh sebab itu, program manajemen dan prosedur teknis pemeliharaan untuk memenuhi aspek kesejahteraan hewan merupakan tantangan yang besar dan bersifat dinamis. Selain faktor internal tersebut di atas, beberapa faktor eksternal juga sangat mempengaruhi terhadap kesrawan monyet ekor panjang di dalam fasilitas penangkaran.
Kegiatan kunjungan mahasiswa SKHB IPB diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang keamanan dan keselamatan yang menjadi aspek penting dalam bekerja dengan satwa primata. Semoga kedepannya akan menjadi hal penting yang bisa diterapkan pada saat berinteraksi dengan semua spesies satwa yang ditanganinya seperti hewan kesayangan, hewan ruminansia, akuatik dan lainnya. Hal ini menjadi penting dengan melihat perkembangan saat ini terkait patogen yang terus berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya zoonosis maupun wabah yang secara langsung maupun tidak langsung terdapat peran dari kita sebagai manusia dalam penularannya. (SS/US)