Bekatul Beras sebagai Pencegah Kanker Kolon

 

Penulis: Winda Nurtiana1, Slamet Budijanto12, Lilis Nuraida12, dan Fitriya Nur Annisa Dewi3

  1. Departemen Ilmu dan teknologi Pangan, Fakultas Teknologi pertanian, Institut Pertanian Bogor
  2. Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) center, Institut Pertanian Bogor
  3. Pusat Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Institut Pertanian Bogor
  4. Kampus IPB Dramaga Bogor, 16680

 

Abstrak

Kanker kolon merupakan penyakti yang terjadi di permukaan usus besar. Kanker ini menempati urutan kedua di antara semua kasus kanker di dunia pada pria dan urutan ketiga pada wanita. Faktor internal dan eksternal dapat menjadi pencetus penyakit ini dan dalam hal kanker kolon faktor eksternal menyumbang 90-95 persen. Pola makan merupakan faktor eksternal yang paling terkait dengan penyakit ini. Tingginya asupan lemak dan kolesterol serta rendahnya asupan serat pangan dan senyawa bioaktif pada diet sehari-hari akan meningkatkan prevalensi penyakit ini. Bekatul beras merupakan hasil samping pengolahan padi yang kaya akan serat pangan dan senyawa bioaktif, namun saat ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Berbagai laporan menunjukkan bahwa konsumsi diet kaya serat pangan dan senyawa bioaktif dapat mencegah kanker kolon. Bekatul dan beras berpigmen mengandung lebih bayak senyawa bioaktif terutama pigmen antosianin yang mempunyai aktivitas antioksidan yang dapat mencegah mutasi sel normal menjadi sel kanker. Kandungan pigmen antosianin pada beras hitam lebih tinggi daripada beras merah. Artikel ini mengulas peranan serat pangan dan senyawa bioaktif pada bekatul beras dalam upaya pencegahan anker kolon dan juga potensi bekatul beras hitam yang dapat mencegah penyakit ini lebih efektif.

Kata kunci: kanker kolon, bekatul beras, serat pangan, senyawa bioaktif