Siaran Pers IPB, Kronologi Tenggelamnya KM Orange Rombongan Field Course Pulau Tinjil 2018

Siaran Pers IPB, Kronologi Tenggelamnya KM Orange Rombongan Field Course Pulau Tinjil 2018

Siaran Pers IPB, Kronologi Tenggelamnya KM Orange Rombongan Field Course Pulau Tinjil 2018

Kamis 19 Juli 2018, Institut Pertanian Bogor (IPB) berduka karena musibah tenggelamnya kapal perahu  KM Orange di area pintu masuk Muara Binuangen sekitar pukul 14:00 WIB. KM Orange yang membawa pulang peserta Field Course Pulau Tinjil 2018 dinahkodai oleh Juber, dengan jumlah penumpang 24 orang, termasuk nahkoda dan anak buah kapal (ABK), terhantam ombak di lambung kanan kapal yang menyebabkan kapal terbalik.

Field Course Pulau Tinjil 2018 ini di selenggarakan oleh Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat  (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB).

Berdasarkan pemaparan dari Dr. Ir. Entang Iskandar, MSi sekretaris PSSP dan Koordinator Field Course yang ikut bersama rombongan kapal yang terkena musibah, sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) Keselamatan, semua penumpang di kapal menggunakan jaket pelampung (life vest). Tapi setelah kapal terhantam ombak, sejumlah penumpang kehilangan jaket pelampung yang terlepas karena kerasnya hantaman ombak maupun tersangkut material kapal.

“Dengan kerjasama yang baik dan saling menolong antar rombongan field course, serta bantuan masyarakat dan aparat setempat, seluruh penumpang berhasil dievakuasi ke pantai dan dilarikan ke Puskesmas Muara Binuangen. Satu mahasiswa dari University of Washington USA mendapat perawatan satu malam di Puskemas dan kondisi saat ini sudah pulih. Sedangkan dua tenaga bantuan memasak selama field course yang merupakan warga lokal Binuangen tidak dapat tertolong”.

Seluruh peserta rombongan lainnya yaitu mahasiswa University of Washington USA, mahasiswa program Studi Primatologi Sekolah Pascasarjana IPB, mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Staf PSSP IPB dan narasumber dari Amerika, saat ini dalam kondisi yang baik.

“Hari Jumat 20 Juli 2018, rombongan bus IPB telah siap di lokasi untuk menjemput peserta field course dan hari sabtu 21 Juli 2018 pukul 5 pagi, seluruh peserta telah bergerak menempuh perjalanan pulang ke Bogor. Seluruhnya dalam kondisi fisik yang sehat dan semoga terus diberikan kesehatan dan keselamatan.

Rektor IPB Dr. Arif Satria , Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi Prof. Dr. Dodik R Nurrochmat, Kepala LPPM Dr. Aji Hermawan, Kepala PSSP IPB drh. Huda S Darusman dan tim IPB pada hari jumat 20 Juli 2018 telah sampai di Binuangen untuk mengunjungi peserta field course. Rektor berkesempatan memberikan support dan bercengkerama hangat dengan para peserta, untuk pemulihan kondisi peserta yang tentu saja shock atas musibah tersebut.

Rektor juga berkesempatan mengunjungi keluarga korban meninggal yaitu almarhumah Ibu Atiah dan Ibu Emah. Rektor dan seluruh keluarga besar IPB mengucapkan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban disertai ucapan terimakasih atas bantuan kedua almarhumah dalam mendukung kegiatan field course di Pulau Tinjil.

Field Course 2018 bertujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang satwa primata, habitat dan upaya konservasinya, metode penelitian di lapangan, masalah human-primate conflict dan permasalahan lingkungan dan kesehatan global.

Selain pengembangan ilmu pengetahuan, field course ini juga merupakan sarana interaksi efektif dan pertukaran budaya antara mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Asing.

“Setiap akhir kegiatan field course, dilakukan outreach education program bagi anak- anak SD di sekitar Base Camp. Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk pengabdian sosial yang dilakukan PSSP” ujar drh. Huda.

Menurutnya, program Field Course in Conservation Biology & Global Health adalah program rutin tahunan PSSP IPB yang dimulai tahun 1991. Program ini merupakan kerjasama dengan Center for Global Field Study, University of Washington, USA.

Pada awal pelaksanaan, field course ini hanya diikuti mahasiswa IPB, selanjutnya melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia seperti UI, UGM, Unpad, Udayana, Unsrat dan UNS. Selain itu, tak jarang diikuti staf dan Instansi Kehutanan, LIPI, Perhutani dan LSM.

Pada tahun 1995, mahasiswa dari University of Washington mulai mengikuti program ini. Tahun-tahun berikutnya ada juga mahasiswa dari Cambridge, Uppsala, Miyazaki, Mahasarakam, Oregon Community College dan Trinity University yang mengikuti kegiatan field course ini.

“Staf pengajar/narasumber fiel course berasal dari IPB, university of Washington, UNS, UI, Centra Oregon Community College, Mahasarakam University dan Trinity University.

Program ini telah menghasilkan  guru besar yakni Prof. Matthew alumnus field course 1995, dari Oregon State University yang juga membawa mahasiswa dari Oregon untuk menjadi peserta pelatihan  Field Course di  Pulau Tinjil”.

Sumber: Biro Komunikasi Institut Pertanian Bogor

 

Prof Dr Arif Satria saat memberikan support dan bercengkerama dengan para peserta

 Rektor IPB Dr Arif Satria  saat memberikan support dan bercengkerama dengan para peserta

Rektor IPB dan seluruh keluarga besar IPB mengunjungi kelurga korban

Rektor IPB dan seluruh keluarga besar IPB mengunjungi keluarga korban