PSSP Membudidayakan Jangkrik sebagai Kebutuhan Pakan Hewan

PSSP Membudidayakan Jangkrik sebagai Kebutuhan Pakan Hewan

PSSP Membudidayakan Jangkrik sebagai Kebutuhan Pakan Hewan

Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) merupakan salah satu pusat studi yang memiliki fokus penangkaran hewan primata, diantaranya yaitu Tarsius dan kukang. Tarsius (Tarsius tarsier) merupakan hewan Nokturnal pemakan serangga, sedangkan kukang (Nycticebus spp) merupakan hewan pemakan serangga dan buah-buahan. Serangga yang biasa menjadi pakan untuk tarsius dan kukang salah satunya adalah jangkrik. Hal tersebut yang melatarbelakangi PSSP membudidayakan jangkrik sebagai kebutuhan pakan hewan

Jangkrik (Grilliade) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik tergolong omnivora, dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh jangkrik jantan. Jenis serangga ini adalah yang paling sering digunakan sebagai pakan tarsius dan kukang.

Kebutuhan pakan (jangkrik) untuk seluruh tarsius sebanyak 400 ekor/hari, sedangkan kebutuhan pakan untuk kukang sebanyak 440 ekor/hari. Jumlah tarsius dan kukang yang tidak sedikit di PSSP berbanding lurus dengan jumlah kebutuhan pakannya. Hal inilah yang mendorong PSSP membudidayakan jangkrik sebagai kebutuhan pakan hewan yang bersifat Insektivora (pemakan serangga) dan dimanfaatkan untuk kegiatan “rearing” hewan noktornal pemakan serangga dalam rangka penelitian dan konservasi alam.

Kandang Jangkrik

Kandang Jangkrik

Pak Heryadi selaku pegawai (teknisi kandang) unit Konservasi melakukan budidaya jangkrik dengan tahapan sebagai berikut :

-Mempersiapkan sarana dan peralatan kandang jangkrik,

Kandang jangkrik yang digunakan adalah tipe kandang jangkrik kecil dengan ukuran dimensi panjang 120 cm, lebar 50 cm dan tinggi 60 cm. Tinggi kaki kandang jangkrik biasanya 25 cm atau sesuai kebutuhan. dan diberikan daun pisang kering (kararas), rak telur kertas dan wadah/nampan untuk media tempat bertelur jangkrik.

-Pemilihan jangkrik,

Dalam proses penjodohan, hal yang paling penting adalah adanya kwalitas indukan. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan agar bisa menghasilkan telur bangkrik yang baik. Selain itu, untuk pembudidaya jangkrik juga harus tahu bagaimana cara menjodohkan jangkriknya agar bisa bertelur. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya, jangkrik pejantan memiliki ciri-ciri sayap punggungnya besar dan sehat, tubuh besar dan pendek dan tidak mempunyai sistem organ khusus untuk memasukkan telur ke dalam inang maupun tempat lain yang tak dapat dijangkau (ovipositor). Sedangkan Jangkrik betina memiliki ciri-ciri sayap punggungnya mengkilat dan teksturnya halus, tubuhnya panjang dan ramping, mempunyai ovipositor berwarna hitam dan kaku.

-Pembibitan jangkrik,

-Pemberian pakan jangkrik, dan

-pemeliharaan kandang.

Media dan Pakan untuk Budidaya Jangkrik

Media dan Pakan untuk Budidaya Jangkrik